Jumat, 27 Maret 2015

Cerita Bersambung dari Pasien Rujuk Balik (PRB) BPJS

Kenapa deh, program BPJS ini selalu menyita waktu, dulu waktu masih pakai ASKES semuanya berjalan lancar dan tanpa keluhan, sekarang setelah disamaratakan dengan BPJS menjadi ribet, seribet-ribetnya.

Awal cerita tahun kemarin mama ngga kontrol karena keribetan dari BPJS, walhasil mama dirawat kena stroke dan jantungnya perlu perhatian, selanjutnya kontrol setiap bulan ke RS. Fatmawati sampai dengan bulan kemarin ternyata itu awal dari cerita wara-wiri ke RS.

Mama mendapat stempel PRB (Pasien Rujuk Balik) oleh dokter jantung di RS. fatmawati pada bulan February dan pada saat itu berkali-kali saya nanya apa itu jawabnya ya balik kalau ada keluhan, karena ngga yakin pas mendekai obat mau habis pergi ke puskemas terdekat dan dibilang kalau Pasien Rujuk Balik (PRB) itu sudah dinyatakan sehat jadi kembali kalau ada keluhan. Apapun cerita dibalik itu saya males untuk mengingatnya lagi sangat amat sangat mengesalkan dan menjengkelkan, untuk baca full gerendelan mengenai hal ini saya sudah super gerendelan disini

Kemarin tanggal 25 Maret 2015, mama nafasnya sesak dan itu bukan jantung kata mama, karena ini di sebelah kanan, kalau jantung di sebelah kiri. Akhirnya saya dan kakak saya membawa ke IGD Rumah Sakit terdekat, karena dulu pernah ada stroke dan jantung jadi dokter IGD tidak berani ambil tindakan akhirnya dirujuk lah ke RS Sekunder yaitu RS. PMI Bogor.

Tiba IGD RS. PMI suasana sangat nyaman dan beda sekali dengan RS. Fatmawati, IGD tetap bersih dan nyaman dan pelayanannya sangat baik walau pakai kartu Askes.

Setelah diperiksa dokter IGD, mama saya didiagnosis penyakit asma nya kambuh, ya memang sudah lama sekali mama saya sakit asma kira-kira 18 tahun yang lalu, dan kembali karena ada riwayat stroke dan jantung akhirnya mama harus dirawat.

Ada kejadian yang sangat berbeda dari pengalaman saya mengantar mama menggunakan askes pada saat saya mengurus admin untuk rawat inap, dari awal sampai akhir pelayanan kepada pasien benar-benar beda dari RS. Fatmawati begitu ramah, baik dan hormat kepada pasien jadi I Love Bogor automatically never regret was born here.

Jam 3 sampai IGD RS PMI dan jam 5.30 sudah ada dikamar yang nyaman dengan pelayanan yang sangat baik, wow.. sangat responsif dan cepat sekali kan, ngga heran rumah sakit ini menjadi juara satu Rumah Sakit Swasta pemberi pelayanan terbaik dari Kementrian Kesehatan tahin 2014.

Dari pengalaman tiga hari di RS. PMI saya tidak diribetkan untuk urus BPJS atau apa semuanya dikerjakan oleh perawat yang sangat baik, dan dokter jantung disini juga merasa aneh dengan penyakit mama yang kronis seharusnya tidak di jadikan pasien rujuk balik karena perlu kontrol dan minum obat seumur hidup. Entahlah kenapa mama saya di jadikan pasien rujuk balik, mungkin agar bertemu dengan RS yang tepat agar saya berhenti menggerendel tentang program pemerintah yang satu ini.

Saat ini mama saya masih tertidur di tempat tidurnya, semoga aja mama sehat dan tidak kambuh lagi penyakitnya aamiin yra...

Jadi, apabila anda mendapat rujuk balik, pastikan bahwa kondisi anda atau teman atau kerabat benar-benar pulih, karena jika belum pulih sudah dirujuk balik imbasnya malah semakin meluas seperti contoh mama saya.

Dan sangat bersyukur menemukan RS yang tepat untuk mama saya.



1 komentar:

  1. Sebenernya program rujuk balik tsb..utk memaksimalkan pemanfaatan faskes. Jadi tdk semua pasien kembali ke rsup fatmawati. Hanya mungkin dokternya blm menjelaskan kapan n dimana pasien kontrol utk rujuk balik..jd rujuk balik bukan berarti pasien sembuh..hanya kontrol dilakukan di faskes tingkat 2 atau tingkat 1. Sebaiknya ditanayakan detail pada dokter yg memberikan prb tsb :)

    BalasHapus