Kamis, 12 Februari 2015

Pasien BPJS Rujuk Balik (PRB) Bagian 2

Dengan perasaan khawatir di tektok lagi, saya ceritakan kronologis perjalanan saya untuk meminta rujukan dari hari Selasa dan saya tekankan kalau saya sudah tidak punya waktu untuk ditektok lagi, besok adalah jadwal kontrol Mama saya, kalau besok tidak kontrol saya ngga tau lagi harus bagaimana.

Dokter tersebut kelihatan kebingungan juga dengan apa yang saya ceritakan dan menanyakan ke bagian admin untuk menelepon BPJS pusat, dan hasilnya adalah kontrol seperti biasa dengan menunjukan Rujukan BPJS provinsi dan jadwal saja sudah cukup, ngga perlu rujukan dari Puskesmas karena memang tidak bisa mengeluarkan secara prosedur yang baru.

Untuk meyakin besok saya tidak menemui masalah karena tidak membawa surat rujukan, saya minta Puskesmas untuk mengeluarkan surat atau apalah yang menyatakan kalau dari Puskesmas memng tidang bisa mengeluarkan surat rujukan, akhirnya keluarlah memo dari dokter yang menyatakan tidak bisa mengeluarkan surat rujukan karena pasien tidak dapat melampirkan surat perintah kontrol dari RS. Fatmawati distempel dan di tandatangani oleh dokter.

Sudah cukup valid menurut saya.

Tanggal 06 Februari 2015 subuh saya dan Mama sudah berangkat menuju RS Fatmawati sambil berdoa semoga tidak ada masalah dengan rujukan puskesmas.

Langsung menuju Askes Point, saya sudah mendapatkan antrian dan tidak ditanyakan rujukan dari puskesmas, dalam hati saya waahh kemajuan nih, berarti kalau kontrol memang sudah tidak diperlukan lagi rujukan dari Puskesmas, BPJS makin oke aja nih...

Tapi eeeittsss tunggu duluuuuuu...............

Pada saat Mama saya ketemu Dokter Jantung, dokter tersebut menanyakan rujukan dari Puskemas haduuhh gubraaaakk ternyata masih diperlukan toh.... haduuhh batal deh tuh bilang BPJS makin oke....

saya bilang ngga ada dokter rujukannya ngga dikasi oleh Puskesmas, Perawat yang ada bilang "Ngga mungkin ngga ada dong Mba, bisa sampai sini pakai apa...?" lalu saya keluarkan surat memo dari dokter Puskesmas, dan lalu dokternya bilang ditujuk balik aja... sambil menyerahkan memo dan ngga lama memo tersebut distempel "dirujuk balik"

karena ada hal yang saya belum mengerti saya tanya "maksudnya gimana dok rujuk balik ?"

kata dokternya "Ngga usah kesini lagi "

"Maksudnya Mama saya ngga usah kontrol lagi ?"

dokter menjawab "Iya, sudah dirujuk balik ?"

"Jadi Mama saya ngga perlu ke kontrol atau minum obat lagi ?" setengah ngga percaya karena yang saya tahu penyakit jantung harus kontrol seumur hidup.

Dokter menjawab setengah emosi "Balik lagi kesini kalau ada keluhan aja"

hmmm oke, saya anggap itu adalah jawaban mama saya tidak perlu kontrol lagi dan hanya menghabiskan obat yang tersisa saja.

Dengan senang dan semangat saya ke Farmasi dan update status "Alhamdulillah Mama sudah tidak perlu kontrol lagi" saya ikhlas deh tiga hari kemarin diribetin ama urusan BPJS dan rujukan yang penting mama saya ngga perlu kontrol lagi.

Begitupun kakak saya, beliau sangat antusias dengan statment balik kalau ada keluhan saja.

Keesokan harinya, saya iseng googling BPJS Rujuk Balik dan walaaaaaaaaaaaaaaahhhh angin segar hanya buntuk beberapa jam saja....
disana tertera bahwa pasien rujuk balik harus berobat seperti biasa hanya saja di kontrol oleh dokter faskes tingkat pertama jika terdapat hal yang tidak normal maka wajib untuk si dokter memberikan rujukan ke RSUD.

Alamaaaak jadi saya salah persepsi mengenai Rujuk Balik, jadi Mama saya tetep harus minum obat hanya saja obatnya nanti diberikan dari Puskesmas.

Coba yah kalau saya ngga penasaran bagaimana nasib mama saya, secara dah yakin banget tuh ama statement "balik kalau ada keluhan aja"

Coba yah BPJS sosialisasinya.......... BPJS Provinsi alur dan prosedurnya dibuat se-transparant mungkin, apa itu Rujuk Balik secara dokter yang udah kawakan apalagi melayani pasien BPJS itu hemaaaat banget kalau ngomong harus dipancing walau kita sebagai pasien atau keluarga pasien tau betul beliau mengemban tugas mulia dengan segambreng pasien tiap harinya, wajar...wajar kok jadi hemat suara.

Berharap BPJS lebih memperhatikan sosialisasi, iklan kek, SMS kek, buat newsletter via RT/RW apalah pokoknya informasi bisa sampai ke pengguna.

Cukup saya yang dikerjain ama urusan rujukan tanpa tahu apa itu surat perintah kontrol yang diminta faskes tingkat pertama.

Semoga kita semua diberkahi kesehatan dan kesabaran yang luas...

Aamiin YRA


NB : saya baca spanduk YLKI menampung kritik mengenai BPJS, membuat saya yakin kalau BPJS akan menjadi semakin baik dan baik lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar